Bersuara #CatCalling

Assalamualaikum wr.wb

Selamat sore menjelang malam. Keisengan gue kali ini sepertinya akan membuahkan hasil. Kenapa? Karna gue ingin membahas ini sedari dulu (waduh kayak lagunya tompi aja)

Ini menurut gue ya. Pendapat gue. Suara gue. Intinya in my point of view. Lets talk about CatCalling. Bismillah...

Catcalling bukanlah seekor kucing melainkan salah satu bentuk pelecehan seksual. Menurut Oxford Dictionary, catcalling didefinisikan sebagai siulan, panggilan, dan komentar yang bersifat seksual dan tidak diinginkan oleh pria terhadap wanita yang lewat. Sedangkan secara lebih luas, street harassment adalah bentuk pelecehan seksual yang dilakukan di tempat publik.

“Mau kemana, cantik?”
“Senyum dong!”
“Abang antarkan yuk, neng!”

Kejadian seperti ini dianggap “lumrah” oleh banyak orang karena itu hanyalah sebuah kata-kata dan sebagian menganggap itu merupakan sebuah pujian. Catcalling bukanlah sebuah pujian. Justru, kata-kata yang dilontarkan pelaku merupakan kata-kata yang lebih ke arah intimidasi dan terkadang memiliki maksud dan tujuan tertentu di balik kata-kata tersebut. (Dikutip dari : CNN Indonesia)


Sebelum gue membahas Catcalling, itu sekedar informasi aja agar kalian tau apa itu Catcalling atau yang biasa kita kenal dengan “pelecehan”
Sadar gak sadar ya, di indonesia masih banyak orang yang gak aware sama ini. Dari kecil padahal udah dikasih tau sama orang tua atau guru, kalau kita di godain atau diajak ngobrol sama lawan jenis yang tidak kita kenal jangan gede kepala atau kita ladenin begitu saja. Seperlunya saja.

Gue punya beberapa kawan yang mayoritas “fine2 aja.” Kalo di Catcalling sama lawan jenis. Dia merasa bahwa “Bagus dong? Tandanya gue menarik.” Gue gak tau kenapa dia bisa berspekulasi bahwa itu normal dan sangat wajar?

Sedari kecil, gue yang sangat keterbatasan dalam materi dan juga lainnya, merasa bahwa berbasa-basi bukanlah hal yang begitu penting. Entah kenapa. Gue mungkin bisa dibilang ansos kali ya, karna paling males buang2 waktu basa-basi untuk meladeni yang semestinya gak perlu. Walaupun banyak yang bilang, basa-basi itu penting untuk suatu saat nanti. Jadi nambah kawan atau ilmu dan segala amcemnya. But, not for me. Idk why.

Gue juga sering banget dapet predikat :
1. Cewek Jutek
2. Cewek Sombong
3. Cewek Sok
Dan segala macem julukan lainnya sudah sering gue temuin. Tapi gak selalu. Mungkin karna gue emang tidak terbiasa basa-basi dengan lawan jenis. Gue punya kebiasaan akan buka topik pembicaraan sama orang yang bisa bikin gue mau ngomong. Gue emang liat penampilan dulu, setelah itu cara dia ngomong dan gimana dia bersikap. Kalo bahasa kasar (selama wajar menurut gue) gpp buat gue. Yang penting ttp sopan sama yang lebih tua dari dia. Karna gue pun juga begitu, suka melontarkan kata yang gak pantas kalo bereaksi terhadap apapun itu. Siapa coba yang gak? Di zaman edun begini?

Gue tapi tidak memaklumi terhadap Catcalling. Gue tau ini sejak gue kecil. Kok bisa? Masa lalu gue mengajarkan banyak. Lingkungan gue bukan lingkungan elit, banyak abang-abang yang suka godain mbak2 di sekitar lingkungan gue. Gue gimana? Karna gue dari kecil tomboy, orang ogah kayaknya godain gue juga. sejak gue puber dan gue pindah ke kebayoran lama, gue sedikit melihat situasi itu. Karna lingkungan rumah nenek gue termasuk sepi dan isinya orang tua semua (iyalah, komplek isinya seumuran kakek-nenek gue semua. Pada pensiunan) gue menemukan ini lagi pas kuliah.

Gak sedikir kawan gue yang cowok yang sadar akan catcalling. Terutama temen SMA. Emang ya, pembentukan Karakter menurut gue itu pas SMA. Kawan gue yang cowok tuh hampir gak Pernah melakukan hal yang gak oke itu. Iya catcalling. Menurut mereka itu gak keren. Mungkin dia mau deketin cewek tapi gak pede sama komuk atau penampilan dia kali ya?

Apalagi, sejak gue berhijab gue sering banget dapet ginian dijalan :
“Assalamualaikum teh/kak/mba.”

Terus reaksi gue ginana? Jawab dalam hati. Gue tau tujuan dia baik, ucapin salam. Tapi menurut gue itu sama aja jadi becandaan disaat segerombolan laki2 ngucapin salam sambil ketawa2 dan dijadikan permainan sama mereka. No offense, tapi ini ngga baik menurut gue karna buat becandaan. Entah ini perspektif gue yang lebay atau gimana, tapi ini gak banget.

Gak dari situ, semakin gue dewasa gue semakin melihat catcalling merajalela bgt. Apalagi gue liat itu pernah terjadi sama temen gue. And guess what? She’s fine! Dia merasa besar kepala dan dia bangga. Lyk the fuc?! Gue merasa tercoreng sebagai wanita. Sejak ada kejadian itu, entah gue doang yang merasa bahwa serem dan gue semakin lebih waspada terhadap apapun itu.

Intinya, kalian para perempuan jangan pernah menghalalkan apapun itu yang sekiranya semakin bikin diri lo sendiri berbahaya atau bahkan terancam. Lo merasa gpp, sedangkan kawan2 lo mayoritas bilang “tapi kayaknya dia seharusnya gak nge treat lo gitu deh?” Then u need to think about it again sist. Banyak hal yang bisa lo lakuin agar lo ttp dapat temen lawan jenis yang baik mungkin dari situ lo bisa dapet pasangan atau sahabat. Jgn menganggap bahwa lo gpp dengan di treat seperti itu, karna kalo lo merasa begitu, suatu saat lo gak akan tau pelecehan apa yang akan dia lakukan. Awalnya lo merasa bahwa dia suka sama lo dengan begitu ceritanya, dan akhirnya lo nyaman dengan hal begitu setiap ketemu sama lawan jenis dan lo ladenin terus menerus. Lo gak akan tau pendapat org lain terhadap reaksi lo yang ketika di catcalling merasa bahwa itu bukan pelecehan. Please honey, itu bukan pujian atau cara mereka nunjukkin bahwa mereka tertarik sm lo. Salah besar!

Jadi, yuk mari kita ingatkan kawan2 kita untuk berhati2 agar mereka juga terbebas dari cap “cewek gampangan” atau cap2 jelek lainnya yang akhirnya jadi bahan lelucon bagi segelintir orang atau kelompok. Karna, berbahaya. Seperlunya saja. Sekian dan terima kasih.

Wassalamualaikum

Komentar

Postingan Populer